Jelang Ramadhan, Seluruh Makam di Kota Madiun Dicat Warna Warni

INDAH: Kepala Disperkim Kota Madiun, Totok Sugiarto meninjau Makam Ki Ageng Budug, Kelurahan Nambangan Lor

    KOTA MADIUN (Disperkim) – Tradisi nyekar di hampir seluruh makam wilayah Kota Madiun menjelang Ramadhan tahun ini semakin semarak. Para peziarah atau ahli waris dipastikan lebih kusyuk mendoakan para leluhurnya. Ini karena pihak kelurahan berinovasi menghias nisan dengan cat warna-warni.

    Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Madiun, Totok Sugiarto mengatakan, inovasi dengan mengecat nisan warna warni juga dilakukan di 85 total makam yang tersebar di 27 kelurahan se Kota Madiun. Inovasi tersebut telah dilakukan sejak dua tahun terakhir.

    Sambutan: Kepala Disperkim Kota Madiun, Totok Sugiharto melakukan sambutan di Makam Budug, Kelurahan Nambangan Lor.

    Tujuannya mengubah image makam yang seram menjadi nyaman dipandang. Sekaligus menertibkan administrasi terkait nama makam yang bersangkutan.

    “Bahkan ini kita lombakan setiap tahun, murni inovasi warga dan pengecatan nisan itu juga seizin ahli waris. Intinya tidak memberatkan masyarakat di suatu kelurahan,” ucap Totok usai meninjau Makam Ki Ageng Budug, Rabu (7/4).

    Totok menambahkan semakin inovatif dalam menghias makam, mengindikasikan warga setempat guyub-rukun dan gotong-royong. Apalagi menurutnya di masa pandemi ini petugas makam harus standby 24 jam dan siap siaga memfasilitasi masyarakat ketika ada yang meninggal. Baik meninggal karena kasus covid-19 maupun tidak.

    Gayeng: Totok Sugiarto bersama bersama Sekcam Manguharjo, Pengurus Makam dan Lurah Nambangan Lor berbicang soal kebersihan makam.

    Disisi lain, inovasi menghias makam itu diharapkan memiliki multiplier effect. Mulai warga yang jualan bunga, makanan, hingga oleh-oleh. Sehingga diharapkan bisa melengkapi fasilitas bagi peziarah yang melakukan wisata religi di kota Madiun.

    “Ada multiplier effectnya lah. Bisa jadi sebagai wisata religi, sekaligus persiapan menjelang ramadhan yang biasanya ahli waris melaksanakan tradisi nyekar,” pungkasnya. (*)