October 12, 2024

Sembari Gowes, Walikota Tinjau Program Kotaku

KOTA MADIUN (Disperkim) – Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kota Madiun masih berlanjut. Program dari Kementerian PUPR itu merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kekumuhan di suatu kawasan. Karenanya Walikota Madiun, Maidi menaruh perhatian serius dan turut meninjau langsung sembari bersepeda (Gowes) bersama kepala OPD, Jum’at (3/9).

Walikota Madiun, Maidi mengatakan, program Kotaku di Kota Madiun saat ini on progres. Bahkan ia menginstruksikan semua gang di kota ini harus sehat. Jika sebelumnya got atau saluran limbah air rumah tangga berada di kanan-kiri jalan dan terbuka, kini semuanya ditutup. Tujuannya selain mencegah bau tidak sedap, juga menata kota agar lebih indah.

“Konsepnya sekarang itu got berada di tengah dan tertutup. Sehingga air dari limbah rumah tangga itu tidak kelihatan dan tidak bau. Jadi gang rumah itu bersih, rapi dan lampunya terang. Jadi pembangunan itu harus bermanfaat bagi semua masyarakat,” ungkapnya.

Kepala Bidang Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Madiun, Budi Agung Wicaksono menyatakan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada program Kotaku. Salah satunya program fisik, yang mencakup saluran, jalan lingkungan berupa paving, adapula yang sifatnya estetika.

Untuk pelaksanaanya dengan sistem pemberdayaan masyarakat. Melalui kelompok swadaya masyarakat yang diwadahi oleh lembaga keswadayaan. Mulai dari tingkat kelurahan termasuk difasilitasi oleh faskel yang merupakan representasi dari pemerintah pusat atau kementerian pekerjaan umum. Pada program Kotaku ini, anggaran yang diterima Pemkot Madiun sekitar Rp7 Milyar.

“Nominalnya ada dua macam. Jadi masing-masing kelurahan itu berbeda. Ada yang reguler Rp1 Milyar, ada Padat Karya itu masing-masing Rp300 juta,” katanya.

Serius : Walikota Madiun mengecek progres program Kotaku untuk menuntaskan persoalan di wilayah perkotaan.

Sementara itu Kepala Disperkim, Totok Sugiarto menjelaskan, program Kotaku ini murni dari Kementerian PUPR. Pun anggarannya juga dari APBN. Tahun ini, Kotaku menyasar 12 kelurahan dari 27 kelurahan se Kota Madiun. Yakni Nambangan Lor, Nambangan Kidul, Pandean, Pilangbango, Kelun, Sogaten, Madiun Lor, Manguharjo, Kartoharjo, Kanigoro, Klegen dan Oro-Oro Ombo.

“Ini mulainya sudah sejak Maret untuk perencanaan. Insya allah dua atau tiga bulan lagi selesai,” terangnya.

Seperti diketahui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) merupakan salah satu upaya strategis pemerintah untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di perkotaan dan mendukung “Gerakan 100-0-100”. Yaitu 100 persen akses air minum layak, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak. Tujuan program ini adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan. Serta mencegah timbulnya permukiman kumuh baru dalam rangka untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan. (*)